Kata Kata Motivasi Secangkir Kopi

Kata bijak kopi memang dapat mewakili seluruh alur kehidupan. Para penikmat kopi banyak belajar hal kehidupan lewat kopi. Tidak hanya penikmat kopi, yang tidak menyukai kopi juga sebaiknya belajar kehidupan dari kopi. Banyak pelajaran dari kata bijak tentang kopi yang dapat menyihir pembaca. Bahkan itu dapat membuat pembaca membayangkan makna yang tersurat dengan gambaran secangkir kopi dalam pikirannya.

Pembaca dapat mengambil makna kata bijak tentang kopi, mulai dari perihal pahit dan manis kehidupan, jalan kehidupan, kesabaran dan kerumitan, serta perihal cinta.


“Hidup itu seperti secangkir kopi kadang terasa manis dan kadang ada juga yang terasa pahit.”

“Jalanilah kehidupan seperti menikmati secangkir kopi, minumlah secara perlahan dan nikmatilah semua yang dapat di nikmati, maka kau akan mengetahui apa yang sedang terjadi.”

“Kopi itu terbagi kedalam dua macam yaitu, kopi dengan kualitas baik (kopi arabika) dan kopi dengan kualitas sedang (kopi robusta) begitu juga dengan hidup ini ada orang yang menjalaninya dengan baik dan ada juga orang yang menjalaninya dengan biasa-biasa saja, tinggal kita mau memilih yang mana.”

“Kita tak akan mungkin lupa rasa pahit secangkir kopi, seperti halnya cinta yg tak pernah lupa bagaimana rasanya dilukai.”

“Kopi itu nikmat bila di nikmati selagi panas namun jangan terburu-buru dalam meminumnya karena kau akan terluka, dan hidup itu akan nikmat bila kita mengerjakan segala sesuatu dengan lugas namun jangan terburu nafsu karena nantinya kau akan kecewa.”

“Kopi itu ada yang berwarna hitam dan berwarna putih namun tetap saja itu adalah kopi, begitu juga manusia ada yang berkulit hitam dan berkulit putih namun mereka juga sama-sama manusia lalu kenapa kita harus merasa beda bila kita sama-sama masih manusia.”

“Jangan terburu-buru dalam menjalani sesuatu nikmati saja apa yang ada, seperti halnya meminum kopi.”

“Jalanilah hidupmu sepertihalnya menghabiskan secangkir kopi nikmati pelan-pelan sampai kau merasakan kenikmatan dari menghabiskanya, jalanilah hidupmu secara perlahan hingga kau tau kenapa kau harus menjalaninya.”

Kumpulan Kata Kata Tentang Kopi Pagi Raditya Dika

“Kopi pertama hari ini. Gelap, hangat, tidak ingin habis. Seperti hening yang kita bagi, tiap perjalanan pulang ke rumahmu.”

“Kopi pertama pagi ini, manis dan dingin. Seperti wajahmu di sela lamunan, pada sebuah hujan.”

“Kopi pertama pagi ini. Pahit, semakin lama semakin manis. Seperti dua orang yang awalnya saling benci, lalu sama2 tak sengaja jatuh cinta.”

“Kopi pertama pagi ini. Keras. Seperti cinta yang semakin ditahan, semakin sengit.”

“Kopi pertama pagi ini. Dingin, terlalu siang untuk diminum. Seperti cinta yang terlambat dipertemukan.”

“Kopi pertama pagi ini. Dingin. Seperti hujan yang membawa kenangan lama mampir.”

“Kopi pertama hari ini. Hangat, manis. Seperti cinta yang datang tanpa tanda-tanda, di antara dua orang asing, pada sebuah kebetulan.”

“Kopi pertama hari ini. Hangat. Seperti rindu yang sabar menunggu.”

“Kopi pertama hari ini. Manis, kental, harum. Seperti cinta yang semakin ditahan, semakin sengit.”

“Kopi pertama pagi ini. Manis, hangat, pekat. Seperti cinta yang tumbuh tanpa permisi.”

“Kopi pertama pagi ini. Manis, harum, hangat. Seperti tidak sengaja melamunkanmu di tengah perjalanan.”

“Kopi pertama pagi ini. Pahit, manis, hangat. Seperti dua orang yg bertemu di saat yang salah, lalu saling melewatkan.”

“Kopi pertama hari ini. Hitam, pahit, membekas. Seperti bayangan masa lalu yang tidak cukup buram untuk diabaikan.”

“Kopi pertama pagi ini. Pahit, ada rindu yang mengampas. Manis, ada cinta yang diteguk tanpa terburu-buru.”

“Kopi pertama pagi ini. Pahit, tanpa rasa lain. Seperti seseorang yg menghabiskan masa mudanya mencintai orang yang salah.”

“Kopi pertama pagi ini. Pahit, tersamar manis. Seperti seseorang yang kesulitan membedakan jatuh cinta dgn rasa penasaran.”

“Kopi pertama pagi ini. Pahit, pekat, bersisa. Seperti ditinggalkan seseorang, tanpa kata maaf.”

“Kopi pertama pagi ini. Pahit, pekat, penuh ampas. Seperti jatuh cinta tapi tak dianggap.”

“Kopi pertama pagi ini. Manis, harum, senyap. Seperti dua orang yg saling menunggu kata cinta, tapi tidak ada yang berani mengucapkan.”

“Kopi pertama pagi ini. Pahit, hambar, penuh ampas. Seperti pasangan yang sudah tdk cocok tp memaksa untuk cocok, karena takut sendirian lagi.”

“Kopi pertama pagi ini. Manis, hangat, pekat. Seperti dua orang yang garis hidupnya bersinggungan, oleh sebuah kebetulan.”

“Kopi pertama pagi ini. Hitam, pahit, dan penuh ampas. Seperti penolakan yang tidak tega untuk disampaikan.”

“Kopi pertama pagi ini. Hangat, pekat, tenang. Seperti dua orang kesepian yang saling meramaikan.”

“Kopi pertama pagi ini. Pahit, gelap, pekat. Seperti dosa yang ditutupi dengan rapi.”

“Kopi pertama hari ini. Manis, membekas, bikin deg-degan. Seperti dua orang yang saling menemukan, satu sama lain.”

“Kopi pertama pagi ini. Manis, kental, dan harum. Seperti rindu yang tidak kunjung selesai.”

“Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan terpendam. Seperti sepasang kekasih yang sudah lama saling bosan.”

“Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan harum. Nikmatnya.”

“Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan harum. Seperti rasa penasaran yang terlalu cepat selesai.”

“Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan harum. Seperti kenangan lama yang tak sengaja mampir.”

“Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan harum. Seperti dakocan yg baru keluar dari segentong parfum.”

“Kopi pertama pagi ini. Manis, terlalu cepat dingin. Seperti dua orang yang mulai saling kenal. Lalu salah satu mundur di tengah jalan.”

“Kopi pertama pagi ini. Manis di awal, lalu pahit hingga habis. Seperti seseorang yang dibuat jatuh cinta, lalu ditinggalkan.”

“Kopi pertama pagi ini. Semanis rindu yang tumpah sepanjang hari dari awal bangun tidur.”

“Kopi pertama pagi ini. Sepahit cinta yang terlalu kerdil untuk dianggap.”

“Kopi pertama pagi ini. Sehitam malam. Semanis cemburu.”

“Kopi pertama hari ini. Semanis ucapan “selamat tidur” dari yang tersayang, di ujung setiap malam.”

“Kopi pertama hari ini. Sepahit kesalahan masa lalu. Semanis pelajaran yang dibawanya.”

“Kopi pertama pagi ini. Sehitam pupil mata dua orang yg tidak sengaja beradu. Semanis senyum yg menyusul sesudahnya, tanpa aba-aba.”

“Kopi pertama pagi ini. Semanis kata “kangen” yang masih malu-malu untuk diucapkan.”

“Kopi pertama pagi ini. Semanis telepon pertama sebelum tiba cinta. Sepahit kata perpisahan terakhir setelah patah hati.”

“Kopi pertama pagi ini. Sehitam bayangan dua orang, di bawah rindu yang menyala.”

“Kopi pertama pagi ini. Perlahan terasa manis. Seperti rindu yang muncul tanpa dipaksa, semakin hari semakin pekat.”

“Kopi pertama hari ini. Pas. Seperti cinta yang tidak banyak meminta.”

“Kopi pertama pagi ini. Samar-samar terasa pahit. Seperti rindu yang pecicilan, di pagi pertama setelah putus cinta.”

“Kopi pertama pagi ini. Pahit-manis. Seperti kata sayang terakhir dari dua orang yang saling berpisah jalan.”

“Kopi pertama pagi ini. Manis bila diaduk. Seperti dua orang sahabat yg sama2 menyimpan cinta, sama-sama tidak tahu.”

“Kopi pertama pagi ini. Pahit. Seperti dua orang yang terlambat dipertemukan, lalu sama-sama saling melewatkan.”

“Kopi pertama hari ini. Manis, seperti cinta yang sabar menunggu.”

“Kopi pertama pagi ini. Hitam. Seperti selingkuh tanpa tanda bahaya.”

“Kopi pertama hari ini. Pahit-manis. Seperti jatuh cinta sendirian.”

“Kopi pertama pagi ini. Penuh ampas di dasar gelas. Seperti dua orang sahabat yg diam-diam saling menyimpan cinta.”

“Kopi pertama pagi ini. Hitam, habis terlalu cepat. Seperti ditinggalkan yg tercinta, tanpa tanda bahaya.”

“Kopi pertama pagi ini. Harum, hitam. Seperti aromamu, di pertemuan kita yang tak sengaja, pada malam yang tak biasa.”

“Kopi pertama hari ini. Hitam, terlambat diminum. Seperti cinta yg terlalu lama untuk diucapkan, lalu hilang ke orang yg lain.”

“Kopi pertama pagi ini. Hitam. Seperti siluet wajahmu yg tertidur di bahuku, pada sebuah perjalanan.”

“Kopi pertama di bulan Maret. Pahit, seperti ketakutan-ketakutan yg menyertai hubungan yg baru. Manis, seperti melaluinya tanpa ragu.”

“Kopi pertama pagi ini. Manis, tidak ingin habis. Seperti denganmu.”

“Kopi pertama pagi ini. Semakin pahit diteguk. Seperti kangen yg semakin tidak tuntas, semakin menyebalkan.”

“Kopi pertama pagi ini. Harum. Seperti wangimu yg tertinggal di ujung hidung dan kunjung hilang.”

“Kopi pertama pagi ini. Terlalu siang untuk diseduh. -_-“

“Kopi pertama pagi ini. Dingin dan hambar. Seperti tanpa kasih sayang, di hari kasih sayang.”

“Kopi pertama pagi ini. Manis, walaupun diminum terlalu siang. Seperti cinta yg menunggu waktu yg tepat.”

“Kopi pertama pagi ini. Terlalu manis. Seperti dua orang yg sedang melakukan pendekatan, dengan penuh kepalsuan.”

“Kopi pertama pagi ini. Cukup manis, cukup pahit. Seperti cinta yg tidak banyak meminta.”

“Kopi pertama pagi ini. Penuh ampas. Seperti pagi pertama setelah putus cinta.”

“Kopi pertama pagi ini. Satu rasa, setiap hari. Seperti tahu saatnya berhenti mencari.”

“Kopi pertama pagi ini. Manis, seperti pertemuan setelah penantian panjang. Pahit, seperti perpisahan yang terlalu terburu-buru.”

“Kopi pertama pagi ini. Pahit, tertutup manis. seperti dua orang yang terlalu cinta, lalu saling mengucap janji yang tak mungkin terpenuhi.”

“Kopi pertama pagi ini. Dingin. Seperti ditinggalkan orang yang tepat, karena sibuk mencoba yg lain di saat bersamaan.”

“Kopi pertama pagi ini. Tidak cukup manis. Seperti cinta yang terlalu mungil untuk diucapkan.”

“Kopi pertama pagi ini. Luber. Seperti cinta yang datang di hati yang tidak terlalu lapang.”

“Kopi pertama pagi ini. Manis setelah diaduk. Seperti cinta yang tersembunyi, di orang yang tidak pernah disangka-sangka.”

“Kopi pertama hari ini. Tumpah. Seperti rindu yang terlalu rewel.”

“Kopi pertama pagi ini. Manis, tertutup pahit. Seperti dua orang yang berpura-pura tidak saling cinta, karena bosan kecewa.”

Dan kopi tak pernah memilih siapa yang layak menikmatinya. karna dihadapan kopi kita semua sama.

Kopi pertama pagi ini. Hangat, pekat, tenang. Seperti dua orang kesepian yang saling meramaikan.

Hanya secangkir kopi yang menyajikan rasa manis, bukan janji janji dari bibir yang terlihat manis

Jadilah seperti kopi pagi ini. Walau sendiri, namun memberi ketenangan dan inspirasi tanpa henti.

Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan harum. Seperti rasa penasaran yang terlalu cepat selesai.

Kopi pertama pagi ini. Hitam. Seperti siluet wajahmu yg tertidur di bahuku, pada sebuah perjalanan.

Jangan terburu-buru dalam menjalani sesuatu nikmati saja apa yang ada, seperti halnya meminum kopi.

Aku ingin menjadi biji kopi, yang hancur lalu di seduh air mata untuk kau nikmati bersama pasanganmu

terdengar lirih bisikanmu di antara bayangmu seperti segelas kopi hangat yang sedang ku aduk pagi ini

Mengaduk kopi, mengadu sepi. Berkisah lagi tentang patah hati, semoga pelukanmu kelak akan melengkapi

Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan harum. Seperti dakocan yg baru keluar dari segentong parfum.

Kopi pertama pagi ini. Manis, harum, hangat. Seperti tidak sengaja melamunkanmu di tengah perjalanan.

Percaya atau tidak itu terserah anda!! Bagi kami secangkir kopi dapat membuat hidup lebih menyenangkan

Pada sendok yang beradu di dinding gelas, tersaji kopi untuk hadirmu yang kian menjauh.. ?#?LanjutNgopi

Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan terpendam. Seperti sepasang kekasih yang sudah lama saling bosan.

Kopi pertama pagi ini. Hitam, pahit, dan penuh ampas. Seperti penolakan yang tidak tega untuk disampaikan.

Kopi pertama pagi ini. Semakin pahit diteguk. Seperti kangen yg semakin tidak tuntas, semakin menyebalkan.

??Cuma Segelas Kopi yg bercerita kepadaku bahwa yg hitam tak slalu kotor dan yg pahit tak slalu menyedihkan

?Cuma Segelas Kopi yang dari cara penakarannya secara tidak langsung merefleksikan kehidupan si peminumnya.

Kopi pertama pagi ini. Pahit-manis. Seperti kata sayang terakhir dari dua orang yang saling berpisah jalan.

Denganmu, patah hati adalah sarapan ku setiap pagi sambil ditemani kopi yg kuseduh dngan air mata ku sendiri

Kopi pertama pagi ini. Pahit. Seperti dua orang yang terlambat dipertemukan, lalu sama-sama saling melewatkan.

Kopi pertama pagi ini. Terlalu manis. Seperti dua orang yg sedang melakukan pendekatan, dengan penuh kepalsuan.

Walau tak ada yang sempurna, hidup ini indah begini adanya sama seperti kopi banyak yang menyukainya walau pahit

Kopi pertama hari ini. Manis, membekas, bikin deg-degan. Seperti dua orang yang saling menemukan, satu sama lain.

Kopi pertama pagi ini. Perlahan terasa manis. Seperti rindu yang muncul tanpa dipaksa, semakin hari semakin pekat.

Kopi pertama pagi ini. Harum, hitam. Seperti aromamu, di pertemuan kita yang tak sengaja, pada malam yang tak biasa.

inilah pagi.. dimana langit tertutup awan putih pekat seperti kopi yang di aduk kemudian mendingin dengan sendirinya

Di secangkir kopi ku malam ini,ada namamu,dan kemudian aku tersenyum,bukan cuma di kopi,dihatiku pun kamu selalu ada

Ketahuilah orang yang tidak suka dengan kopi perlu di pertanyakan kewarga negaraannya atau bisa juga kemanusiaan nya

Kopi pertama pagi ini. Dingin. Seperti ditinggalkan orang yang tepat, karena sibuk mencoba yg lain di saat bersamaan.

Kopi pertama pagi ini. Pahit, manis, hangat. Seperti dua orang yg bertemu di saat yang salah, lalu saling melewatkan.

Lupakan aku, katamu. Bagaimana bisa? Sedang pahit kopimu yang kautinggalkan di kelu bibirku: merasuk ke dasar jiwaku.

Secangkir kopi tidak pernah mengajarkan kejahatan, dia hanya memberikan rasa pahit dan manis, serta sedikit efek samping

Kopi pertama pagi ini. Manis, hangat, pekat. Seperti dua orang yang garis hidupnya bersinggungan, oleh sebuah kebetulan.

Kopi pertama hari ini. Gelap, hangat, tidak ingin habis. Seperti hening yang kita bagi, tiap perjalanan pulang ke rumahmu.

Kelak kita akan menikmati secangkir kopi, di kedai yang sama, di meja yang sama. namun dengan rasa dan aroma yang berbeda.

Rasa terlintas ketika halusinasi tak pernah lepas. Nikmat yang tiada terbatas saat bibir menyentuh segelas kopi yang manis

Sementara menunggu kopi tersaji, rinduku resah sendiri, mengaisi embun pagi, berharap menemukan jejak dirimu di sela bebatu.

Menyeduh kopi dengan air mata yang cukup panas, menghasilkan kepulan masa lalu dari manisnya kenangan, pahitnya ditinggalkan

Kopiku tak pernah butuh gula. Ia hanya butuh manisnya janji masa lalumu. Sekarang? Hanya ampas yang tersisa. Pahit dan sakit.

Kopi pertama pagi ini. Manis, seperti pertemuan setelah penantian panjang. Pahit, seperti perpisahan yang terlalu terburu-buru.

Ketika kopi menjadi sahabat sejati, pagi bukan lagi sebuah misteri. Seperti kamu yang slalu ada di hati, slalu mengisi hari-hari.

Kopi pertama pagi ini. Sehitam pupil mata dua orang yg tidak sengaja beradu. Semanis senyum yg menyusul sesudahnya, tanpa aba-aba.

Malam makin menampakan gelapnya. Bintang selalu menemani nya. Imajinasi liarku makin menjadi, karena secangkir kopi telah tersaji.

Kopi pertama di bulan Maret. Pahit, seperti ketakutan-ketakutan yg menyertai hubungan yg baru. Manis, seperti melaluinya tanpa ragu.

Belum ada Komentar untuk "Kata Kata Motivasi Secangkir Kopi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel